BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat merupakan
ilmu yang tertua dan menjadi induk ilmu pengetahuan yang lain. Secara
bahasa, kata Filsfat berasal ari bahasa Yunani ‘Philos’ dan ‘Sophia’ yang
berarti Cinta Kebijaksanaan atau Cinta Kebenaran. Sedang secara istilah Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang
hakikat kebenaran sesuatu. Hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran),
tetapi tidak semua proses berpikir disebut filsafat. Pemikiran filosofis adalah
kegiatan berpikir reflektif meliputi kegiatan analisis, pemahaman deskripsi
Penilaian, penafsiran dan perekaan yang bertujuan untuk memperoleh
kejelasan kecerahan, keterangan, pembenaran pengertian, penyatupaduan tentang
objek.
Dan bila diperhatikan
maka arti sebenarnya dari filsafat tersebut mengandung cita-cita yang mulia,
yaitu orang yang belajar filsafat berusaha untuk memiliki mutiara-mutiara
kebijaksanaan sebagai pedoman dan pegangan hidup, sehingga filsafat mengandung
sesuatu yang ideal bagi manusia. Dan filsafat dianggap sebagai induk ilmu
pengetahuan karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang dewasa ini
berasal dan filsafat. Cabang-cabang ilmu tadi memisahkan diri dan filsafat
karena memiliki objek yang berbeda dan filsafat. Filsafat menjawab semua
persoalan tentang hidup dan kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki. Ada
filsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat ekonomi, filsafat sosial,
filsafat pengetahuan, filsafat pendidikan, dan lain-lain, sehingga nampak
filsafat berperan sebagai induk atau rain dan ilmu pengetahuan.
Berfilsafat berarti
mempelajari, mengkaji dan menelaah suatu masalah secara mendalam untuk
mengetahui hakikatnya serta mencari pemecahan dari masalah tersebut.
Pengertian filsfat
menurut beberapa ahli diantaranya:
1. John S. Brubacher
Philosophy was, as its etymologvy from the Greek words Pilos and Sopia,
suggest love of wisdom or learning. More over, it was love of learning in
general, it subsumed under one, heading what to day we call scince ‘as well as
what we now call philospohy It is for the reason that philosophy is often
referred to us the mother as well as. the qreen of the, scince.
Artinya:
Filsafat berasal dan perkataan Yunani yaitu ‘Philos dari Sopia yang berarti rinto kebijaksanaan atau belajar. Lebih dan itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnnya termasuk dalam suatu ilmu yang kita sebut sekarang dengan. filsafat. Untuk alasan inilah maka sering dikatakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan.
Filsafat berasal dan perkataan Yunani yaitu ‘Philos dari Sopia yang berarti rinto kebijaksanaan atau belajar. Lebih dan itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnnya termasuk dalam suatu ilmu yang kita sebut sekarang dengan. filsafat. Untuk alasan inilah maka sering dikatakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan.
2. Dr. Sondang P. Siagian, M.PA.Filsafat adalah cinta
kepada kebijaksanaan. Untuk menjadi bijaksana seseorang harus berusaha
mendalami hakikat sesuatu. Dengan kata lain bahwa berfilsafat berarti berusaha
untuk mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikat
adanya sesuatu, fungsinya, ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya, dan
pemecahannya terhadap masalah-masalah tersebut.
3. Prof. Dr. Imam Barnadib, MA.Filsafat
berasal dari bahasa Yunani yang merupakan rangkaian dua pengertian:
philos berarti cinta, dan sophia berarti kebajikan. Yang dimaksud dengan
kebajikan di sini ialah kebajikan manusia. Dan dengan dasar pengetahuan yang
filosofis itu diharapkan orang dapat memberikan pendapat dan keputusan yang
serba bijaksana.
B. PENGERTIAN AGAMA
Setiap manusia pada
hakikatnya membutuhkan adanya Tuhan dalam hidupnya. Baik itu sebagai sesembahan
tempat kita memohon serta menggantungkan segala sesuatu, maupun sebagai
pengatur seluruh alam raya ini. Tanpa adanya Tuhan niscaya kita semua takan
pernah ada karena atas kemurahannya lah yang telah menghidupkan serta memberi
penghidupan untuk kita semua.
Agama sendiri
memang tidak mudah diberi definisi, karena agama mengambil berbagai bentuk
sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Meskipun tidak terdapat
definisi yang universal, namun dapat disimpulkan bahwa sepanjang sejarah manusia
telah menunjukkan rasa suci, dan agama termasuk dalam kategori hal yang suci.
Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tingginya nilai yang tidak
terbatas yang diberikan kepada obyek yang disembah. Hubungan manusia dengan
yang suci menimbulkan kewajiban, baik untuk melaksanakan maupun meninggalkan
sesuatu.Di dalam setiap agama, paling tidak ditemukan empat ciri khas. Pertama,
adanya sikap percaya kepada Yang Suci. Kedua, adanya ritualitas yang
menunjukkan hubungan dengan Yang Suci. Ketiga, adanya doktrin tentang Yang Suci
dan tentang hubungan tersebut. Keempat, adanya sikap yang ditimbulkan oleh
ketiga hal tersebut.Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di muka bumi, sesuai
dengan asalnya, dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, agama samawi
(agama langit), yaitu agama yang dibangun berdasarkan wahyu Allah. Kedua, agama
ardli (agama bumi), yaitu agama yang dibangun berdasarkan kreasi
manusia.
C. HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN FILSAFAT
Tuhan adalah realitas
yang tertinggi dan paling sempurna. Tuhan tidak mencipta sesuatu dari yang
tidak ada, tetapi dari sesuatu yang disebut “Dzat Primordial” yang berisikan
seluruh unsur asli alam.
Sebagai salah satu
ciptaannya kita sebagai manusia di ciptakan adalah untuk beribadah. Segala
bentuk pekerjaan bahkan saat kita berdiam sekalipun mesti di niatkan untuk
ibadah. Ibadah merupakan cara kita berhubungan dengan Tuhan baik secara
langsung maupun melalui perantara kepada sesama manusia.
Akhir dari
filsafat dan agama itu ialah “kebenaran”. Filsafat mencari kebenaran dan agama
membawa kebenaran. Namun demikian kebenaran agama tidak akan dirasakan kecuali
oleh orang yang berakal.oleh sebab itu kebenaran agama harus digali agar lebih
jelas dengan menggunakan nalar filsafat.
Al Kindi salah seorang
filsuf Muslim pernah mengatakan bahwa filsafat dan agama sesungguhnya adalah
sama-sama berbicara dan mencari kebenaran, dan karena pengetahuan tentang
kebenaran itu meliputi juga pengetahuan tentang Tuhan, tentang keesaan-Nya,
tentang apa yang baik dan berguna, maka barang siapa saja yang menolak untuk
mencari kebenaran dengan alasan bahwa pencarian seperti itu adalah kafir, maka
sesungguhnya yang mengatakan kafir tersebutlah yang sebenarnya kafir.
Ibn Rusyd bahkan
menulis sebuah karya khusus untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya dan
seharusnya hubungan antara filsafat dan agama. Menurut Ibn Rusyd, antara
filsafat dan agama sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama alih-alih
melarang, bahkan justru mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat.
Jika filsafat
mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan merenungkannya
sebagai petunjuk ‘dalil’ adanya sang pencipta dari satu sisi dan syari’ah pada
sisi yang lain telah memerintahkan untuk merenungkan segala wujud yang ada,
maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang dianjurkan
oleh syari’ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa
mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari’ah.
Penekanan al’quran
didalam) surat 59 ayat 2 yang berbunyi : “Fa’tabiru ya uli al abshar”
(Renungkanlah olehmu, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan (visi)sesungguhya
lebih kepada penekanan pentingnya untuk menggunakan akal, atau gabungan
antara penalaran intelektual (filsafat) dan penalaran hukum (syari’at).
Demikian juga surat
185 ayat 7 yang mengatakan :
“Dan apakah mereka
tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan
Allah”.
Juga adalah ayat yang
menganjurkan supaya manusia menggunakan akal dan penalarannya untuk mempelajari
totalitas wujud. Dengan demikian maka sesungguhnya syari’at telah mewajibkan
kepada kita untuk menggali pengetahuan tentang alam semesta ini dengan
penalaran. Namun demikian, untuk bisa melakukan penalaran yang benar maka
disyaratkan seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu beberapa metode atau
cara berpikiran yang logis dengan mempelajari ilmu logika supaya bisa melakukan
pembuktian yang demonstratif.
D.FILSAFAT DALAM AGAMA ISLAM
Objek pemikiran
kefilsafatan adalah segala hal yang ada, yaitu tuhan, manusia, dan alam. Jika
yang menjadi objek pemikirannya adalah Tuhan maka dinamakan filsafat ketuhanan.
Jika yang menjadi pemikiran adalah agama dan ajaran Islam maka lahirlah
filsafat Islam. Filsafat Islam aalah pemikkiran rasional yang kritis dan
sistematis serta radikal tentang aspek-aspek agama dan ajaran Islam.
Al-Qur’an sejak semula
telah memerintahakan umat manusia untuk menggunakan akalnya, khhususnya untuk
menyingkap rahasia alam semesta yang akan mengantarkan manusia kepada keyakinan
tentang adanya Tuhan yang menciptakan serta memeliharanya.
Keyakinan kepada
adanya Tuhan harus didasarkan pada kesadaran akal, bukan sekedar kesadaran
tradisional yakni melestarikan tradisi nenek moyang bagaimanpun corak dan
konsepya.
Akal adalah potensi
luar biasa yang dianugrahkan Allah SWT kepada manusia, karena dengan akalnya
manusia memperoleh pengetahuan tentang beragai hal. Dengan akalnya manusia dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
menyelamatkan dan mana yang menyesatkan,dsb.
Agama Islam memberikan
tempat yang tinggi kepada akal, karena akal dapat digunakan utntuk memahami
ajaran Islam sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
Banyak sekali diantara
ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia berfikir tentang alam, diri
sendiri,umat terdahuku dan lain sebagainya seperti dlm QS.Ali Imran ayat 190
yang artinya:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langt dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Q.S Ar Rum ayat 8
“Dan mengapa mereka
tidak memikirkan kejadian tentang diri mereka sendiri?”
Al-Mu’minun ayat 21
“Maka apakah mereka
tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memeperhatikan bagaimana
kesudahan nasib orang-orang sebelum mereka?”
Oleh karena itu, pada
hakikatnya umat Islam telah berfilsafat sejak mereka menggunakan penalaran dan
memahami ajaran islam.
E.FILSAFAT DALAM RANGKA MENCAPAI IMAN
F. FILSUF MUSLIM SEPANJANG MASA
Diantara sekian banyak
tokoh muslim d bidang ilmu filsafat,pastinya diantaranya kita kenal. Baik
karena sumbangannya d bidang ilmu pengetahuan, kedokteran, maupun karena kecintaanya
kepada sang khalik.diantara para filsuf tersebut yang masih dikenal sampai
sekarang adalah
1.
Ibnu Sina(Aviccena)
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu `Ali
al-Husain ibnu `Abdillah ibn Hasan ibnu `Ali Sina. Dilahirkan pada tahun 370 H
/ 980 M di Afshana, sebuah kota kecil dekat Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayah ibnu sina bernama Abdullah dari Balkh
merupakan seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khurasan, pada
saat kelahiran putranya yaitu Ibnu Sina, ayah Ibnu Sina menjabat sebagai
gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh Ibnu Mansur, sekarang wilayah
Afghanistan (Persia).
Nama ibnu sina semakin terkenal ketika ibnu sina mampu menyembuhkan penyakit Raja Bukhara bernama Nuh ibn Manshur, saat itu umur ibnu sina baru 17 tahun. Sebagai penghargaan, raja meminta ibnu sina menetap di Istana selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun ibnu sina menolaknya dengan halus, sebagai imbalannya beliau (ibnu sina) hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan terdapat didalamnya buku-buku, buku tersebut sulit didapatkan.
Nama ibnu sina semakin terkenal ketika ibnu sina mampu menyembuhkan penyakit Raja Bukhara bernama Nuh ibn Manshur, saat itu umur ibnu sina baru 17 tahun. Sebagai penghargaan, raja meminta ibnu sina menetap di Istana selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun ibnu sina menolaknya dengan halus, sebagai imbalannya beliau (ibnu sina) hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan terdapat didalamnya buku-buku, buku tersebut sulit didapatkan.
Hal itu dimanfaatkan ibnu sina untuk membaca, mencari
berbagai referensi dasar untuk menambah ilmunya agar lebih luas berkembang.Kemampuan
ibnu sina dengan cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya
menguasai berbagai materi intelektual dari perpustakaan kerajaan. Karena
kejeniusannya itu, ibnu sina mendapatkan gelar ilmiah, diantaranya Syaikh
Ra`is serta Galenos Arab. Gelar tersebut diraih oleh ibnu sina ketika umurnya
masih remaja.
Ibnu Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhara. Pengetahuan yang pertama kali yang beliau pelajari adalah membaca al-Qur’an, setelah itu ia melanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqih, Ushuluddin dan lain sebagainya, berkat ketekunan dan kecerdasannya, beliau berhasil menghapal al-Quran dan menguasai berbagai cabang ilmu-ilmu agama tersebut pada usia yang belum genap sepuluh tahun. Dalam bidang Pendidikan lain, beliau juga mempelajari beberapa disiplin ilmu diantaranya Matematika, logika, fisika, kedokteran, Astronomi, Hukum, dan sebagainya.
Ibnu Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhara. Pengetahuan yang pertama kali yang beliau pelajari adalah membaca al-Qur’an, setelah itu ia melanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqih, Ushuluddin dan lain sebagainya, berkat ketekunan dan kecerdasannya, beliau berhasil menghapal al-Quran dan menguasai berbagai cabang ilmu-ilmu agama tersebut pada usia yang belum genap sepuluh tahun. Dalam bidang Pendidikan lain, beliau juga mempelajari beberapa disiplin ilmu diantaranya Matematika, logika, fisika, kedokteran, Astronomi, Hukum, dan sebagainya.
Dengan kecerdasan yang beliau miliki,
beliau banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya, kesungguhan yang
cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya. Di samping belajar secara otodidak, Ibnu Sina juga menyerap berbagai ilmu
dari beberapa orang Guru, antara lain Abu Bakar Ahmad bin Muhammad al-Barqi
al-Khawarizmi untuk ilmu bahasa, Ismail al-Zahid untuk ilmu fiqih, Abu Sahl
al-Masihi serta Abu Manshur al-Hasan bin Nuh untuk ilmu kedokteran. Beliau/ibnu
sina juga belajar Aritmatika dari `Ali Natili seorang sufi ismaili berkebangsaaan
India.
Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti
karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada
dunia Islam tetapi juga merambah ke Eropa. Kontribusi ibnu sina terhadap
pemikiran dan ilmu pengetahuan amatlah besar, diakui berpengaruh signifikan
kepada para ilmuwan, pemikir dan filusuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat
prestasinya dalam ilmu medis, ibnu sina memperoleh julukan “Father of
Doctors” (Bapak Para Dokter). Natsir Arsyad menyebutkan bahwa dokter
kawakan ibnu sina pernah dijuluki sebagai Medicorum Principal atau “Raja Diraja
Dokter”, oleh kaum Latin Skolastik. Julukan lain pernah diberikan kepada ibnu
sina, misalnya, adalah “Raja Obat”. Dalam dunia Islam sendiri, ibnu sina
dianggap sebagai zenith, puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran.
Ibnu Sina wafat pada jum`at pertama Ramadhan tahun 428
H/1037 M dalam usia 57 tahun, jasad ibnu sina dikebumikan di Hamadzan (Tehran).
2.
Ibnu Rusyid(Averoesyd)
Nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin
Muhammad bin Rusyd. Berasal dari keturunan Arab kelahiran Andalusia. Ibnu Rusyd
lahir di kota Cordova tahun 526-595 H atau 1126-1198 M. Ia lahir dan dibesarkan
dalam keluarga ahli fiqh, ayahnya seorang hakim. Demikian juga kakeknya sangat
terkenal sebagai ahli fiqh. Sang kakek dengan cucunya mempunyai nama yang sama,
yaitu Abu al-Walid. Maka untuk membedakannya, sang kakek dipanggil Abul Walid
al-Jadd (kakek), sedang sang cucu Abul Walid al-Hafidz.
Semenjak kecil Ibnu Rusyd belajar ilmu fiqh, ilmu
pasti dan ilmu kedokteran di Sevilla kemudian berhenti dan pulang ke Cordova
untuk melakukan studi, penelitian, membaca buku-buku dan menulis. Pada usia 18
tahun Ibnu Rusyd hijrah ke Maroko, di sana ia belajar kepada Ibnu Thufail.
Dalam bidang ilmu Tauhid (teologi) ia berpegang pada paham Asy’ariyah dan hal
ini tetap memberikan jalan baginya untuk mempelajari ilmu filsafat. Ringkasnya
Ibnu Rusyd adalah seorang yang ahli dalam bidang filsafat, agama, syari’at, dan
kedokteran yang terkenal pada masa itu. Pada tanggal 19 Shafar 595 H/10
Desember 1198 M, Ibnu Rusyd meninggal dunia di kota Marakesh. Beberapa tahun
setelah ia wafat, jenazahnya dipindahkan ke kampung halamannya yaitu kota
Cordova.
Sebagai seorang penulis produktif, Ibnu Rusyd banyak
menghasilkan karya-karya dalam berbagai disiplin keilmuan. Menurut Ernest Renan
(1823-1892) karya Ibnu Rusyd mencapai 78 judul yang terdiri dari 39 judul
tentang filsafat, 5 judul tentang kalam, 8 judul tentang fiqh, 20 judul tentang
ilmu kedokteran, 4 judul tentang ilmu falak, matematika dan astronomi, 2 judul
tentang nahu dan sastra.[6] Di antara karya-karyanya yang terkenal, yaitu:
Tahafut al-Tahafut. Buku yang terkenal dalam lapangan
ilmu filsafat dan ilmu kalam. Buku ini merupakan pembelaan Ibnu Rusyd terhadap
kritikan al-Ghazali terhadap para filosof dan masalah-masalah filsafat dalam
bukunya yang berjudul Tahafut al-falasifah.
Al-Kasyf ‘an Manahij al-‘Adillah fi ‘Aqaid ahl
al-Millah. Buku yang menguraikan metode-metode demonstratif yang berhubungan
dengan keyakinan pemeluk agama.
Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku fiqh
Islam yang berisi perbandingan mazhab (aliran-aliran dalam fiqh dengan
menyebutkan alasan masing-masing).
Fashl al-Maqal Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min
al-Ittishal. Buku yang menjelaskan adanya persesuaian antara filsafat dan
syari’at.
Al-Mukhtashar al-Mustashfa fi Ushul al-Ghazali.
Ringkasan atas kitab al-Mustashfa al-Ghazali.
Risalah al-Kharaj. Buku tentang perpajakan.
Kitab al-Kulliyah fi al-Thibb. Ensiklopedia kedokteran.
Dhaminah li Mas’alah al-‘Ilm al-Qadim. Buku apendiks
mengenai ilmu qadimnya Tuhan yang terdapat dalam buku Fashl al-Maqal.
Al-Da’awi. Buku tentang hukum acara di pengadilan.
Makasih al-Mulk wa al-Murbin al-Muharramah. Buku yang
berisi tentang perusahaan-perusahaan negara dan sistem-sistem ekonomi yang
terlarang.
Durusun fi al-Fiqh. Buku yang membahas beberapa
masalah fiqh.
Buku-buku yang disebutkan di atas merupakan karya asli
dari pemikiran Ibnu Rusyd. Selain itu, Ibnu Rusyd juga menghasilkan karya ulasan
atau komentar terhadap karya filosof-filosof sebelumnya seperti Ibnu Sina,
Plato, Aristoteles, Galen dan Porphiry, seperti: Urjazah fi al-Thibb, Kitab al-
Hayawan, Syarh al-Sama’ wa al-A’lam, Syarah Kitab Burhan, Talkhis Kitab
al-Akhlaq li Aristhuthalis, Jawami’ Siyasah Aflathun, dan sebagainya.
3.
Al Kindi
Al-kindi yang dikenal sebagai filosof muslim pertama
keturunan arab, nama lengkapnya adalah abu yusuf ya`qup ibn ishaq ibn shabbah
ibn imran ibn ismail ibn muhammad ibn al-asy`ats ibn qais al-kindi.Ia berasal
dari kabilah kindah, termasuk kabilah terpandang dikalangan masyarakat arab dan
bermukim di daerah Yaman dan Hijaz, al-asy`ats termasuk salah seorang sahabat
nabi, yang meriwayatkan hadist bersama saad bin abi waqqas. Ikut perang siffin
dibawah pimpinan ali ibn abi tholib ia memegang panji kabilah kindah.
Ia Walaupun orang tuanya meninggal pada usia mudanya
namun kehidupannya tergolong lumayan, namun ia tidak sombong dan manja ia lebih
senang belajar seperti halnya al-quran,al-hadis,berhitung dan yang lainnya baik
di Basrah maupun lahir di kuffah sekitar 185 H (801 M ) atau penghujung abad ke
8 M dan awal abad ke 9 M. ayahnya adalah ishaq ibn al-shabbah bekerja sebagai
gubernur daulah abbasiah,pada masa pemerintahan al-mahdi ( 775 – 785 M ) dean Harun
Ar-Rasiyd (786 -809 M ). di Baghdad.
Sejak kecil Al Kindi telah menghafal al-quran, bahasa
arab, kesusastraan, dan ilmu hitung, fiqh dan qalam.tetapi ia lebih tertarik
kepada ilmu pengetahuan dan filsafat, yang pada keduanya ia mengabdikan seluruh
sisa hidupnya. Ia seorang yang sangat cerdas,telah banyak menterjemahkan buuku
filsafat, menjelaskan berbagai masalah,menyimpulkan berbagai problem yang sulit
dan mengungkapkan problem yang sukar dipahami. Hal ini karena ia banyak
menguasai ilmu yang berkembang pada waktu di Kuffah dan Baghdad. Seperti
kedokteran, filsafat, semantik, giometri, al-jabar, ilmu falq, astronomi,
bahkan ia berkemampuan mengubah lagu. Jadi, tidak heran kalau al-kindi seorang
ahli dari berbagai ilmu pengetahuan. Karena ia hidup pada puncak kejayaan islam
pada daulah abbbasiah ( al-amin, 809 – 813 M ; al-Ma`mum, 813 – 833 M
).kemashuran al-kindi luar biasa sehingga khalifah al-Mu`tashim mengangkatnya
sebagai guru pribadi putranya Ahmad, yang kepadanya ia persembahkan karya –
karya pentingnya. Sehingga telah menghiasi kerajaan al-Mu`tashim.
Sebagai seorang filsuf yang sangat produktif,
diperkirakan karya yang pernah di tulis oleh al-kindi dalam berbagai bidang
tidak kurangb dari 270 buah. Dalam bidang filasafat diantaranya adalah :
- Kitab al-falsafah al-Ddakhilat wa al-Masa`il al-Mantiqiyah wa al-Muqtashah wa ma fawqa al-Thabiiyyah ( tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah – masalah logika dan muskil, serta metafisika ).
- Kitab al-kindi ila al-Mu`tashim Billah fi al-falsafah al-Ula ( tentang filsafat pertama ).
- Kitab Fi Annahu al-Falsafah illa bi` jlm al-Riyadiyah (tentang filsafat tidak dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matyematika ).
- Kitab fi qashd Aristhathalisfi al-Maqulat (tentang maksud-maksud Aristoteles dalam kategori- kategorinya).
- Kitab fi Ma`iyyah al-Ilm wa Aqsamihi (tantang sifat ilmu pengetahuan dan klasifikasinya).
- risalah fi Hudud al-Asyya`wa Rusumilah ( tentang definisi benda – benda dan uraiannya ).
- Risalah fi Annahu jawahir la Ajsam(tentang substansi – substansi tanpa badan).
- Kitab fi ibarah al-jawami` al-Fikriyah(tentang ungkapan-ungakapan mengenai ide-ide komprehensif).
- Risalah al Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyah(sebuah tulisan filosofis tentang rahasia – rahasia spiritual).
- Risalah fi al-Ibanah an al-Illat al-Fa`ilat al-Qaribah li al-kawn wa al Fasad(tentang penjelasan mengenai sebab dekat yang aktif terhadap alam dan kerusakannya).
No comments:
Post a Comment