Saturday 2 February 2013

makalah hubungan antara agama dan filsafat




BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat merupakan ilmu yang tertua dan menjadi induk ilmu pengetahuan yang lain. Secara bahasa, kata Filsfat berasal ari bahasa Yunani ‘Philos’ dan ‘Sophia’ yang berarti Cinta Kebijaksanaan atau Cinta Kebenaran. Sedang secara istilah Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang hakikat kebenaran sesuatu. Hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran), tetapi tidak semua proses berpikir disebut filsafat. Pemikiran filosofis adalah kegiatan berpikir reflektif meliputi kegiatan analisis, pemahaman deskripsi Penilaian, penafsiran dan perekaan yang bertujuan  untuk memperoleh kejelasan kecerahan, keterangan, pembenaran pengertian, penyatupaduan tentang objek.
Dan bila diperhatikan maka arti sebenarnya dari filsafat tersebut mengandung cita-cita yang mulia, yaitu orang yang belajar filsafat berusaha untuk memiliki mutiara-mutiara kebijaksanaan sebagai pedoman dan pegangan hidup, sehingga filsafat mengandung sesuatu yang ideal bagi manusia. Dan filsafat dianggap sebagai induk ilmu pengetahuan karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang dewasa ini berasal dan filsafat. Cabang-cabang ilmu tadi memisahkan diri dan filsafat karena memiliki objek yang berbeda dan filsafat. Filsafat menjawab semua persoalan tentang hidup dan kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki. Ada filsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat ekonomi, filsafat sosial, filsafat pengetahuan, filsafat pendidikan, dan lain-lain, sehingga nampak filsafat berperan sebagai induk atau rain dan ilmu pengetahuan.
Berfilsafat berarti mempelajari, mengkaji dan menelaah suatu masalah secara mendalam untuk mengetahui hakikatnya serta mencari pemecahan dari masalah tersebut.
Pengertian filsfat menurut beberapa ahli diantaranya:
1.       John S. Brubacher
Philosophy was, as its etymologvy from the Greek words Pilos and Sopia, suggest love of wisdom or learning. More over, it was love of learning in general, it subsumed under one, heading what to day we call scince ‘as well as what we now call philospohy It is for the reason that philosophy is often referred to us the mother as well as. the qreen of the, scince.
Artinya:
Filsafat berasal dan perkataan Yunani yaitu ‘Philos dari Sopia yang berarti rinto kebijaksanaan atau belajar. Lebih dan itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnnya termasuk dalam suatu ilmu yang kita sebut sekarang dengan. filsafat. Untuk alasan inilah maka sering dikatakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan.
2.      Dr. Sondang P. Siagian, M.PA.Filsafat adalah cinta kepada kebijaksanaan. Untuk menjadi bijaksana seseorang harus berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan kata lain bahwa berfilsafat berarti berusaha untuk mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, baik mengenai hakikat adanya sesuatu, fungsinya, ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya, dan pemecahannya terhadap masalah-masalah tersebut.
3.       Prof. Dr. Imam Barnadib, MA.Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang merupakan rangkaian dua pengertian:  philos  berarti cinta, dan sophia berarti kebajikan. Yang dimaksud dengan kebajikan di sini ialah kebajikan manusia. Dan dengan dasar pengetahuan yang filosofis itu diharapkan orang dapat memberikan pendapat dan keputusan yang serba bijaksana.

B. PENGERTIAN AGAMA
Setiap manusia pada hakikatnya membutuhkan adanya Tuhan dalam hidupnya. Baik itu sebagai sesembahan tempat kita memohon serta menggantungkan segala sesuatu, maupun sebagai pengatur seluruh alam raya ini. Tanpa adanya Tuhan niscaya kita semua takan pernah ada karena atas kemurahannya lah yang telah menghidupkan serta memberi penghidupan untuk kita semua.
 Agama sendiri memang tidak mudah diberi definisi, karena agama mengambil berbagai bentuk sesuai dengan pengalaman pribadi masing-masing. Meskipun tidak terdapat definisi yang universal, namun dapat disimpulkan bahwa sepanjang sejarah manusia telah menunjukkan rasa suci, dan agama termasuk dalam kategori hal yang suci. Kemajuan spiritual manusia dapat diukur dengan tingginya nilai yang tidak terbatas yang diberikan kepada obyek yang disembah. Hubungan manusia dengan yang suci menimbulkan kewajiban, baik untuk melaksanakan maupun meninggalkan sesuatu.Di dalam setiap agama, paling tidak ditemukan empat ciri khas. Pertama, adanya sikap percaya kepada Yang Suci. Kedua, adanya ritualitas yang menunjukkan hubungan dengan Yang Suci. Ketiga, adanya doktrin tentang Yang Suci dan tentang hubungan tersebut. Keempat, adanya sikap yang ditimbulkan oleh ketiga hal tersebut.Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di muka bumi, sesuai dengan asalnya, dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, agama samawi (agama langit), yaitu agama yang dibangun berdasarkan wahyu Allah. Kedua, agama ardli (agama bumi), yaitu agama yang dibangun berdasarkan kreasi manusia.

C. HUBUNGAN ANTARA AGAMA DAN FILSAFAT
Tuhan adalah realitas yang tertinggi dan paling sempurna. Tuhan tidak mencipta sesuatu dari yang tidak ada, tetapi dari sesuatu yang disebut “Dzat Primordial” yang berisikan seluruh unsur asli alam.
Sebagai salah satu ciptaannya kita sebagai manusia di ciptakan adalah untuk beribadah. Segala bentuk pekerjaan bahkan saat kita berdiam sekalipun mesti di niatkan untuk ibadah. Ibadah merupakan cara kita berhubungan dengan Tuhan baik secara langsung maupun melalui perantara kepada sesama manusia.
 Akhir dari filsafat dan agama itu ialah “kebenaran”. Filsafat mencari kebenaran dan agama membawa kebenaran. Namun demikian kebenaran agama tidak akan dirasakan kecuali oleh orang yang berakal.oleh sebab itu kebenaran agama harus digali agar lebih jelas dengan menggunakan nalar filsafat.
Al Kindi salah seorang filsuf Muslim pernah mengatakan bahwa filsafat dan agama sesungguhnya adalah sama-sama berbicara dan mencari kebenaran, dan karena pengetahuan tentang kebenaran itu meliputi juga pengetahuan tentang Tuhan, tentang keesaan-Nya, tentang apa yang baik dan berguna, maka barang siapa saja yang menolak untuk mencari kebenaran dengan alasan bahwa pencarian seperti itu adalah kafir, maka sesungguhnya yang mengatakan kafir tersebutlah yang sebenarnya kafir.
Ibn Rusyd bahkan menulis sebuah karya khusus untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya dan seharusnya hubungan antara filsafat dan agama. Menurut Ibn Rusyd, antara filsafat dan agama sesungguhnya tidak ada pertentangan. Agama alih-alih melarang, bahkan justru mewajibkan pemeluknya untuk belajar filsafat.
Jika filsafat mempelajari secara kritis tentang segala wujud yang ada dan merenungkannya sebagai petunjuk ‘dalil’ adanya sang pencipta dari satu sisi dan syari’ah pada sisi yang lain telah memerintahkan untuk merenungkan segala wujud yang ada, maka sesungguhnya antara apa yang dikaji oleh filsafat dan apa yang dianjurkan oleh syari’ah telah saling bertemu. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa mempelajari filsafat sesungguhnya telah diwajibkan oleh syari’ah.
Penekanan al’quran didalam) surat 59 ayat 2 yang berbunyi : “Fa’tabiru ya uli al abshar” (Renungkanlah olehmu, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan (visi)sesungguhya lebih kepada penekanan pentingnya untuk  menggunakan akal, atau gabungan antara penalaran intelektual (filsafat) dan penalaran hukum (syari’at).
Demikian juga surat 185 ayat 7 yang mengatakan :
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah”.
Juga adalah ayat yang menganjurkan supaya manusia menggunakan akal dan penalarannya untuk mempelajari totalitas wujud. Dengan demikian maka sesungguhnya syari’at telah mewajibkan kepada kita untuk menggali pengetahuan tentang alam semesta ini dengan penalaran. Namun demikian, untuk bisa melakukan penalaran yang benar maka disyaratkan seseorang itu harus mengetahui terlebih dahulu beberapa metode atau cara berpikiran yang logis dengan mempelajari ilmu logika supaya bisa melakukan pembuktian yang demonstratif.




D.FILSAFAT DALAM AGAMA ISLAM
Objek pemikiran kefilsafatan adalah segala hal yang ada, yaitu tuhan, manusia, dan alam. Jika yang menjadi objek pemikirannya adalah Tuhan maka dinamakan filsafat ketuhanan. Jika yang menjadi pemikiran adalah agama dan ajaran Islam maka lahirlah filsafat Islam. Filsafat Islam aalah pemikkiran rasional yang kritis dan sistematis serta radikal tentang aspek-aspek agama dan ajaran Islam.
Al-Qur’an sejak semula telah memerintahakan umat manusia untuk menggunakan akalnya, khhususnya untuk menyingkap rahasia alam semesta yang akan mengantarkan manusia kepada keyakinan tentang adanya Tuhan yang menciptakan serta memeliharanya.
Keyakinan kepada adanya Tuhan harus didasarkan pada kesadaran akal, bukan sekedar kesadaran tradisional yakni melestarikan tradisi nenek moyang bagaimanpun corak dan konsepya.
Akal adalah potensi luar biasa yang dianugrahkan Allah SWT kepada manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh pengetahuan tentang beragai hal.  Dengan akalnya manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang menyelamatkan dan mana yang menyesatkan,dsb.
Agama Islam memberikan tempat yang tinggi kepada akal, karena akal dapat digunakan utntuk memahami ajaran Islam sebaik-baiknya dan seluas-luasnya.
Banyak sekali diantara ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan manusia berfikir tentang alam, diri sendiri,umat terdahuku dan lain sebagainya seperti dlm QS.Ali Imran ayat 190 yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langt dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Q.S Ar Rum ayat 8
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan kejadian tentang diri mereka sendiri?”
Al-Mu’minun ayat 21
“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memeperhatikan bagaimana kesudahan nasib orang-orang sebelum mereka?”
Oleh karena itu, pada hakikatnya umat Islam telah berfilsafat sejak mereka menggunakan penalaran dan memahami ajaran islam.


E.FILSAFAT DALAM RANGKA MENCAPAI IMAN



F. FILSUF MUSLIM SEPANJANG MASA
Diantara sekian banyak tokoh muslim d bidang ilmu filsafat,pastinya diantaranya kita kenal. Baik karena sumbangannya d bidang ilmu pengetahuan, kedokteran, maupun karena kecintaanya kepada sang khalik.diantara para filsuf tersebut yang masih dikenal sampai sekarang adalah
1.      Ibnu Sina(Aviccena)
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu `Ali al-Husain ibnu `Abdillah ibn Hasan ibnu `Ali Sina. Dilahirkan pada tahun 370 H / 980 M di Afshana, sebuah kota kecil dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayah ibnu sina bernama Abdullah dari Balkh merupakan seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khurasan, pada saat kelahiran putranya yaitu Ibnu Sina, ayah Ibnu Sina menjabat sebagai gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh Ibnu Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (Persia).
Nama ibnu sina semakin terkenal ketika ibnu sina mampu menyembuhkan penyakit Raja Bukhara bernama Nuh ibn Manshur, saat itu umur ibnu sina baru 17 tahun. Sebagai penghargaan, raja meminta ibnu sina menetap di Istana selama sang raja dalam proses penyembuhan. Namun ibnu sina menolaknya dengan halus, sebagai imbalannya beliau (ibnu sina) hanya meminta izin untuk menggunakan perpustakaan kerajaan terdapat didalamnya buku-buku, buku tersebut sulit didapatkan.

Hal itu dimanfaatkan ibnu sina untuk membaca, mencari berbagai referensi dasar untuk menambah ilmunya agar lebih luas berkembang.Kemampuan ibnu sina dengan cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan membuatnya menguasai berbagai materi intelektual dari perpustakaan kerajaan. Karena kejeniusannya itu, ibnu sina mendapatkan gelar ilmiah,  diantaranya Syaikh Ra`is serta Galenos Arab. Gelar tersebut diraih oleh ibnu sina ketika umurnya masih remaja.


Ibnu Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhara. Pengetahuan yang pertama kali yang beliau pelajari adalah membaca al-Qur’an, setelah itu ia melanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqih, Ushuluddin dan lain sebagainya, berkat ketekunan dan kecerdasannya, beliau berhasil menghapal al-Quran dan menguasai berbagai cabang ilmu-ilmu agama tersebut pada usia yang belum genap sepuluh tahun. Dalam bidang Pendidikan lain, beliau juga mempelajari beberapa disiplin ilmu diantaranya Matematika, logika, fisika, kedokteran, Astronomi, Hukum, dan sebagainya.
Dengan kecerdasan yang beliau miliki, beliau banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya, kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya. Di samping belajar secara otodidak, Ibnu Sina juga menyerap berbagai ilmu dari beberapa orang Guru, antara lain Abu Bakar Ahmad bin Muhammad al-Barqi al-Khawarizmi untuk ilmu bahasa, Ismail al-Zahid untuk ilmu fiqih, Abu Sahl al-Masihi serta Abu Manshur al-Hasan bin Nuh untuk ilmu kedokteran. Beliau/ibnu sina juga belajar Aritmatika dari `Ali Natili seorang sufi ismaili berkebangsaaan India.
Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah ke Eropa. Kontribusi ibnu sina terhadap pemikiran dan ilmu pengetahuan amatlah besar, diakui berpengaruh signifikan kepada para ilmuwan, pemikir dan filusuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat prestasinya dalam ilmu medis, ibnu sina memperoleh julukan “Father of Doctors” (Bapak Para Dokter). Natsir Arsyad menyebutkan bahwa dokter kawakan ibnu sina pernah dijuluki sebagai Medicorum Principal atau “Raja Diraja Dokter”, oleh kaum Latin Skolastik. Julukan lain pernah diberikan kepada ibnu sina, misalnya, adalah “Raja Obat”. Dalam dunia Islam sendiri, ibnu sina dianggap sebagai zenith, puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran.
Ibnu Sina wafat pada jum`at pertama Ramadhan tahun 428 H/1037 M dalam usia 57 tahun, jasad ibnu sina dikebumikan di Hamadzan (Tehran).
2.     Ibnu Rusyid(Averoesyd)
Nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd. Berasal dari keturunan Arab kelahiran Andalusia. Ibnu Rusyd lahir di kota Cordova tahun 526-595 H atau 1126-1198 M. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga ahli fiqh, ayahnya seorang hakim. Demikian juga kakeknya sangat terkenal sebagai ahli fiqh. Sang kakek dengan cucunya mempunyai nama yang sama, yaitu Abu al-Walid. Maka untuk membedakannya, sang kakek dipanggil Abul Walid al-Jadd (kakek), sedang sang cucu Abul Walid al-Hafidz.
Semenjak kecil Ibnu Rusyd belajar ilmu fiqh, ilmu pasti dan ilmu kedokteran di Sevilla kemudian berhenti dan pulang ke Cordova untuk melakukan studi, penelitian, membaca buku-buku dan menulis. Pada usia 18 tahun Ibnu Rusyd hijrah ke Maroko, di sana ia belajar kepada Ibnu Thufail. Dalam bidang ilmu Tauhid (teologi) ia berpegang pada paham Asy’ariyah dan hal ini tetap memberikan jalan baginya untuk mempelajari ilmu filsafat. Ringkasnya Ibnu Rusyd adalah seorang yang ahli dalam bidang filsafat, agama, syari’at, dan kedokteran yang terkenal pada masa itu. Pada tanggal 19 Shafar 595 H/10 Desember 1198 M, Ibnu Rusyd meninggal dunia di kota Marakesh. Beberapa tahun setelah ia wafat, jenazahnya dipindahkan ke kampung halamannya yaitu kota Cordova.
Sebagai seorang penulis produktif, Ibnu Rusyd banyak menghasilkan karya-karya dalam berbagai disiplin keilmuan. Menurut Ernest Renan (1823-1892) karya Ibnu Rusyd mencapai 78 judul yang terdiri dari 39 judul tentang filsafat, 5 judul tentang kalam, 8 judul tentang fiqh, 20 judul tentang ilmu kedokteran, 4 judul tentang ilmu falak, matematika dan astronomi, 2 judul tentang nahu dan sastra.[6] Di antara karya-karyanya yang terkenal, yaitu:
Tahafut al-Tahafut. Buku yang terkenal dalam lapangan ilmu filsafat dan ilmu kalam. Buku ini merupakan pembelaan Ibnu Rusyd terhadap kritikan al-Ghazali terhadap para filosof dan masalah-masalah filsafat dalam bukunya yang berjudul Tahafut al-falasifah.
Al-Kasyf ‘an Manahij al-‘Adillah fi ‘Aqaid ahl al-Millah. Buku yang menguraikan metode-metode demonstratif yang berhubungan dengan keyakinan pemeluk agama.
Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku fiqh Islam yang berisi perbandingan mazhab (aliran-aliran dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masing-masing).
Fashl al-Maqal Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min al-Ittishal. Buku yang menjelaskan adanya persesuaian antara filsafat dan syari’at.

Al-Mukhtashar al-Mustashfa fi Ushul al-Ghazali. Ringkasan atas kitab al-Mustashfa al-Ghazali.
Risalah al-Kharaj. Buku tentang perpajakan.

Kitab al-Kulliyah fi al-Thibb. Ensiklopedia kedokteran.
Dhaminah li Mas’alah al-‘Ilm al-Qadim. Buku apendiks mengenai ilmu qadimnya Tuhan yang terdapat dalam buku Fashl al-Maqal.

Al-Da’awi. Buku tentang hukum acara di pengadilan.
Makasih al-Mulk wa al-Murbin al-Muharramah. Buku yang berisi tentang perusahaan-perusahaan negara dan sistem-sistem ekonomi yang terlarang.

Durusun fi al-Fiqh. Buku yang membahas beberapa masalah fiqh.

Buku-buku yang disebutkan di atas merupakan karya asli dari pemikiran Ibnu Rusyd. Selain itu, Ibnu Rusyd juga menghasilkan karya ulasan atau komentar terhadap karya filosof-filosof sebelumnya seperti Ibnu Sina, Plato, Aristoteles, Galen dan Porphiry, seperti: Urjazah fi al-Thibb, Kitab al- Hayawan, Syarh al-Sama’ wa al-A’lam, Syarah Kitab Burhan, Talkhis Kitab al-Akhlaq li Aristhuthalis, Jawami’ Siyasah Aflathun, dan sebagainya.

3.      Al Kindi
Al-kindi yang dikenal sebagai filosof muslim pertama keturunan arab, nama lengkapnya adalah abu yusuf ya`qup ibn ishaq ibn shabbah ibn imran ibn ismail ibn muhammad ibn al-asy`ats ibn qais al-kindi.Ia berasal dari kabilah kindah, termasuk kabilah terpandang dikalangan masyarakat arab dan bermukim di daerah Yaman dan Hijaz, al-asy`ats termasuk salah seorang sahabat nabi, yang meriwayatkan hadist bersama saad bin abi waqqas. Ikut perang siffin dibawah pimpinan ali ibn abi tholib ia memegang panji kabilah kindah.
Ia Walaupun orang tuanya meninggal pada usia mudanya namun kehidupannya tergolong lumayan, namun ia tidak sombong dan manja ia lebih senang belajar seperti halnya al-quran,al-hadis,berhitung dan yang lainnya baik di Basrah maupun lahir di kuffah sekitar 185 H (801 M ) atau penghujung abad ke 8 M dan awal abad ke 9 M. ayahnya adalah ishaq ibn al-shabbah bekerja sebagai gubernur daulah abbasiah,pada masa pemerintahan al-mahdi ( 775 – 785 M ) dean Harun Ar-Rasiyd (786 -809 M ). di Baghdad.
Sejak kecil Al Kindi telah menghafal al-quran, bahasa arab, kesusastraan, dan ilmu hitung, fiqh dan qalam.tetapi ia lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan dan filsafat, yang pada keduanya ia mengabdikan seluruh sisa hidupnya. Ia seorang yang sangat cerdas,telah banyak menterjemahkan buuku filsafat, menjelaskan berbagai masalah,menyimpulkan berbagai problem yang sulit dan mengungkapkan problem yang sukar dipahami. Hal ini karena ia banyak menguasai ilmu yang berkembang pada waktu di Kuffah dan Baghdad. Seperti kedokteran, filsafat, semantik, giometri, al-jabar, ilmu falq, astronomi, bahkan ia berkemampuan mengubah lagu. Jadi, tidak heran kalau al-kindi seorang ahli dari berbagai ilmu pengetahuan. Karena ia hidup pada puncak kejayaan islam pada daulah abbbasiah ( al-amin, 809 – 813 M ; al-Ma`mum, 813 – 833 M ).kemashuran al-kindi luar biasa sehingga khalifah al-Mu`tashim mengangkatnya sebagai guru pribadi putranya Ahmad, yang kepadanya ia persembahkan karya – karya pentingnya. Sehingga telah menghiasi kerajaan al-Mu`tashim.

Sebagai seorang filsuf yang sangat produktif, diperkirakan karya yang pernah di tulis oleh al-kindi dalam berbagai bidang tidak kurangb dari 270 buah. Dalam bidang filasafat diantaranya adalah :
  • Kitab al-falsafah al-Ddakhilat wa al-Masa`il al-Mantiqiyah wa al-Muqtashah wa ma fawqa al-Thabiiyyah ( tentang filsafat yang diperkenalkan dan masalah – masalah logika dan muskil, serta metafisika ).
  • Kitab al-kindi ila al-Mu`tashim Billah fi al-falsafah al-Ula ( tentang filsafat pertama ).
  • Kitab Fi Annahu al-Falsafah illa bi` jlm al-Riyadiyah (tentang filsafat tidak dapat dicapai kecuali dengan ilmu pengetahuan dan matyematika ).
  • Kitab fi qashd Aristhathalisfi al-Maqulat (tentang maksud-maksud Aristoteles dalam kategori- kategorinya).
  • Kitab fi Ma`iyyah al-Ilm wa Aqsamihi (tantang sifat ilmu pengetahuan dan klasifikasinya).
  • risalah fi Hudud al-Asyya`wa Rusumilah ( tentang definisi benda – benda dan uraiannya ).
  • Risalah fi Annahu jawahir la Ajsam(tentang substansi – substansi tanpa badan).
  • Kitab fi ibarah al-jawami` al-Fikriyah(tentang ungkapan-ungakapan mengenai ide-ide komprehensif).
  • Risalah al Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyah(sebuah tulisan filosofis tentang rahasia – rahasia spiritual).
  • Risalah fi al-Ibanah an al-Illat al-Fa`ilat al-Qaribah li al-kawn wa al Fasad(tentang penjelasan mengenai sebab dekat yang aktif terhadap alam dan kerusakannya).